Satu-satu

>> Tuesday, May 31, 2005

Satu - satu
meng-hitung satu satu
hari hari yang di tunggu
dimana dia dan aku
b e r s a t u
dan tak lagi terpisah oleh lautan biru

Read more...

Zuhud Sunni vs Zuhud Shufi

>> Thursday, May 26, 2005

Dirangkum dari: Majalah As Sunnah edisi 01/Tahun IX/1426H/2005M

Sahl bin Sa'd As Sa'idi Radhiallahu'anhu berkata: Seorang laki2 datang kepada Nabi Shalallahu'alaihi wa sallam, lalu berkata: "Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang jika aku mengamalkannya niscaya Allah mencintaiku dan manusia juga mencintaiku." Rasulullah bersabda: "Zuhudlah di dunia, niscaya Allah mencintaimu. Dan zuhudlah terhadap apa2 yang ada pada tangan2 manusia, niscaya mereka akan mencintaimu." [1]

Makna Zuhud

Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisi Rahimahullah berkata: "Zuhud adalah istilah berpalingnya keinginan dari sesuatu menuju yang lain yang lebih baik darinya. Dan syaratnya adalah hal yang ditinggalkan itu disukainya pada sebagian sisinya. Maka barangsiapa meninggalkan sesuatu yang tidak disukai dan tidak dicarinya maka dia tidak dinamakan zaahid (orang yang zuhud)." [2]

Tujuan meninggalkan dunia bagi orang yang zuhud adalah untuk meraih akhirat, bukan semata2 untuk rileks dan menganggur. Abu Sulaiman Rahimahullah berkata: "Orang yang zuhud bukanlah orang yang meninggalkan kesibukan2 dunia dan beristirahat darinya. Tetapi orang yang zuhud adalah orang yang meninggalkan dunia dan berpayah2 di dunia untuk akhirat." [3]

Imam Ibnu Rajab Al Hambali Rahimahullah berkata: "Maksud zuhud adalah mengosongkan hati dari kesibukan diri dengan dunia sehingga orang tsb dpt berkonsentrasi untuk mencari ridha Allah, mengenalNya, dekat kepadaNya, merasa tenang denganNya, dan rindu menghadapNya." [4]

Macam-macam Zuhud

Menurut Imam Ahmad Rahimahullah, zuhud ada 3 bentuk: [5]

  1. Meninggalkan yang haram (zuhudnya orang awam)
  2. Meninggalkan yang berlebih2an dari yang halal (zuhudnya orang2 khusus)
  3. Meninggalkan semua perkara yang menyibukkan & menjauhkan diri dari Allah (zuhudnya orang arif/faham terhadap Allah)

Menurut Ibnu Qayyim Rahimahullah, zuhud ada 4 tingkatan: [6]

  1. Yang wajib bagi setiap muslim (zuhud terhadap perkara yang haram)
  2. Yang sunnah/mustahabbah (zuhud terhadap perkara makruh dan mubah yang berlebihan, contoh: belebihan dalam berpakaian, makan, minum, dll)
  3. Zuhudnya orang2 yang berpacu dalam berjalan menuju Allah
  4. Zuhud terhadap perkara2 syubhat (yaitu dengan cara meninggalkan perkara yang blm jelas bagi seseorang apakah halal atau haram. Inilah zuhudnya orang2 yang wara'/menjaga kehormatan)

Ini Bukan Zuhud!!!

  1. Meninggalkan dunia sama sekali
  2. Meninggalkan hal2 yang mubah padahal bermanfaat
  3. Zuhud lahiriyah semata
  4. Meninggalkan harta benda secara total dan menjadikan kefakiran sebagai tujuan hidup
  5. Meninggalkan pernikahan

Zuhud Shufi
Seorang tokoh shufi mengatakan: "Zuhud adalah kosongnya tangan dari segala kepemilikan." [7] Ada juga yang mengatakan: "Kefakiran adalah fondasi dan tiang tasawauf." [8] Al Junaid (seorang tokoh shufi) berkata: "Aku lebih menyukai agar para pemula tidak menyibukkan diri dengan bekerja, jika tidak maka keadaannya akan berubah." [9]

Anggapan zuhud model orang shufi seperti diatas bukan bagian dari ajaran Islam. bahkan sangat bertentangan dengan nilai2 Islam yang dibawa oleh Rasulullah. Karena beliau mengajarkan kita untuk berdoa memohon perlindungan dari kemiskinan dan kefakiran: "Wahai Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kefakiran, kekurangan (dari perbuatan baik), dan kehinaan. Dan aku berlindung kepadaMu dari perbuatan zhalim dan dizhalimi. [10]

Jadi jelaslah bahwa zuhud yang benar bukanlah dengan meninggalkan harta dan keluarga kemudian menyiksa diri dengan begadang dan kelaparan, menyepi dan membisu tanpa sebab. Bukan juga dengan meninggalkan hal2 yang bermanfaat di dunia yang dapat membantu ibadah dan ketaatan kepada Allah.

Semoga Allah menampakkan al haq kepada kita sebagai al haq dan menolong kita untuk mengikutinya. Dan memperlihatkan kebatilan sebagai kebatilan dan menolong kita untuk menjauhinya.

[1] HR Ibnu Majah no. 4102. Dishahihkan oleh Albany dalam Ash Shahihah no.944
[2] Mukhtasar Minhajul Qashidin hal. 410-411, tahqiq Syaikh Ali bin Hasan Al Halaby
[3] Jami'ul 'Ulum Wal Hikam (2/198), tahqiq Syeikh Syu'aib Al Arnauth dan Syeikh Ibranim Bajis
[4] Jami'ul 'Ulum Wal Hikam (2/198)
[5] Madarijus Salikin (2/9), dikutip dari Bahjatun Nadzirin Syarah Riyadus Sholihin
[6] Thariq Al Hijratain wa bab as Sa'adatain karya Ibnu Al Qayyim
[7] Kitab Al Luma' hal. 72 karya Abu Nashr Sirooj Ath Thuusi
[8] Kitab Iqadhul Himam hal. 213 karya Ibnu 'Ajiibah
[9] Kitab Quutul Qulub (1/267)
[10] HR Abu Dawud no. 1544, An Nasaa'i (8/261), Al Hakim (1/541), dan lainnya. Dishahihkan oleh Albany.

Read more...

Safar bagi muslimah

>> Tuesday, May 24, 2005

Dikutip dari: www.almanhaj.or.id
Oleh: Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman

Apabila seorang wanita melakukan safar tanpa mahram maka hukumnya haram berdasarkan hadits Bukhari Muslim, bahwa Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk melakukan safar perjalanan satu hari dan satu malam kecuali bersama mahramnya."

Kata -imroati- dalam hadits ini nakirah dan jatuh setelah -la nahiyah- (larangan) yang berarti umum. Maksud hadts ini adalah setiap wanita siapapun orangnya, bagaimanapun keadaannya, kapanpun, dimanapun dan segala jenis safar baik safar ketaatan, rekreasi dan safar mubah.

Hal ini merupakan pendapat mayoritas ulama selain Sya'ifiyah, mereka berpedoman dengan argument yang amat rapuh untuk memperbolehkan wanita safar tanpa mahram bersama wanita sesamanya.

Seandainya Nabi membawakan hadits diatas dihadapan kita semua dan kitapun mendengarnya dengan telinga kita kemudian kita ingin berkilah, apakah yang akan kita lakukan pada beliau?! Kita tidak boleh berkilah. Kewajiban kita hanya mengatakan "Kami mendengar dan taat".

Tambahan:
Ust. Abdul Wahab dalam kajian "Tazkiyatunnufus" di radio Hang 106FM

Beliau ditanya: "Bagaimana dgn para akhwat yang bekerja dibatam, jauh dari keluarganya, sementara ia mempunyai tanggungan untuk membantu ekonomi keluarganya. Apa yang harus ia lakukan?" (kondisi ini insya Allah applicable untuk para akhwat yang sudah terlanjur terikat kontrak sekolah dan bekerja di s'pore dengan tanggungan "pinjaman/hutang", -semoga Allah mengampuni dan memudahkan jalan kita semua-)

Jawaban beliau:
Sebaiknya para akhwat tersebut:

  1. Menyadari sedalam2nya akan kekhilafannya dan banyak memohon ampun, istighfar kepada Allah
  2. Jika akan pulang ke keluarganya sebaiknya kabarkan kepada salah satu mahramnya dan meminta untuk dijemput
  3. Sebaiknya segera menikah

Read more...

Tholabul 'ilmi bagi muslimah

Dikutip dari: www.almanhaj.or.id
Oleh: Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman

Nabi bersabda: "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim". (Hadits ini meliputi muslimah juga, sekalipun tambahan lafadz "muslimah" dalam hadits diatas tidak ada dari Nabi [Al-Maqashidul Hasanah hal. 227 oleh Imam As-Sakhawi dan Takhrij Musykilaatil Faqr hal. 48-62 oleh Al-Albani]).

Ada kisah menarik juga yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini: Ada seorang wanita pada abad kesebelas bernama Wiqayah, seorang wanita pintar dari Maghrib. Para ulama Maghrib apabila mengalami kesulitan, mereka mengatakan: "Marilah kita pergi ke Wiqayah karena sorbannya lebih baik daripada sorban-sorban kita." Akhirnya, merekapun belajar dan meminta fatwa padanya.

Dan termasuk keajaiban sejarah tidak ada seorang perawi wanita satupun yang berdusta pada Rasulullah. Seluruh ulama yang menulis tentang para perawi pendusta tidak ada yang menyebutkan seorangpun dari wanita pendusta. Adapun kaum laki-laki, maka betapa banyak kitab-kitab yang berisi tentang para pendusta dari kalangan mereka. La Haula wa La Quwwata illa billahi.

Maka seorang wanita apabila anda membimbingnya kejalan yang baik, mereka akan menjadi baik dan pahalanya bagi kedua orang tuanya sampai hari kiamat. Namun bagi orang tua hendaknya tetap menjaga hukum syar'i. Dan tempat yang paling baik untuk menimba ilmu bagi wanita adalah seorang suami yang shalih, penuntut ilmu dan bertaqwa kepada Allah.

Oleh karena itu, bagi orang tua hendaknya berupaya memilihkan suami terbaik bagi anaknya. Syaikh Zamil Zainu pernah bercerita padaku tatkala beliau ingin menikahkan putrinya dengan salah satu saudara kami di Yordania. Katanya: Ketika saya di masjid, maka saya duduk di bagian belakang untuk melihat shalatnya para pemuda sehingga saya memusatkan perhatian kepada seorang pemuda yang paling baik shalatnya, paling khusyu' dan lama berdirinya. Kemudian saya mencari lagi pada shalat shubuh dan Isya' sehingga saya menemukan seorang pemuda yang rajin dan tidak malas. Lalu saya mendatangi pemuda tersebut dan bertanya padanya: "Apakah anda sudah menikah?" Jawabanya: "Belum". Saya bertanya lagi: "Maukah engkau saya nikahkan dengan putriku?" Jawabnya: "Subhanallah, siapa yang tidak mau?!" Akhirnya saya menikahkannya dengan putriku. Demikianlah selayaknya yang dilakukan oleh para orang tua.

Read more...

Bahagia, ada pada jiwa yang bisa bersyukur

>> Thursday, May 19, 2005

Sebuah cerita dari seorang kawan...
(Semoga bisa diambil pelajaran, terlepas dari -kafir-nya tokoh didalam cerita ini...)

Pernah membayangkan, bagaimana seseorang menulis buku, bukan dengan tangan atau anggota tubuh lainnya, tetapi dengan kedipan kelopak mata kirinya? Jika Anda mengatakan itu hal yang mustahil untuk dilakukan, tentu saja Anda belum mengenal orang yang bernama Jean-Dominique Bauby. Dia pemimpin redaksi majalah Elle, majalah kebanggaan Prancis.

Betapa mengagumkan tekad dan semangat hidup maupun kemauannya untuk tetap menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal tiga hari setelah bukunya diterbitkan. Setelah tahu apa yang dialami si Jean dalam menempuh hidup ini, pasti Anda akan berpikir, "Berapa pun problem, stress, dan beban hidup kita semua, hampir tidak ada artinya dibandingkan dengan si Jean!"

Tahun 1995, ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut locked-in syndrome, kelumpuhan total yang disebutnya seperti "pikiran di dalam botol". Memang ia masih dapat berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata kirinya. Jadi itulah cara dia berkomunikasi dengan para perawat, dokter rumah sakit, keluarga dan temannya.

Begini cara Jean menulis buku. Mereka (keluarga, perawat, dan teman-temannya) menunjukkan huruf demi huruf dan si Jean akan berkedip apabila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. "Bukan main," kata Anda.

Ya, itu juga reaksi semua yang membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan menulis mungkin sepele dan menjadi hal yang biasa. Namun, kalau kita disuruh -menulis- dengan cara si Jean, barang kali kita harus menangis dulu berhari-hari dan bukan buku yang jadi, tapi mungkin meminta ampun untuk tidak disuruh melakukan apa yang dilakukan Jean dalam pembuatan bukunya.

Tahun 1996 ia meninggal dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoarnya yang ditulisnya secara sangat istimewa. Judulnya, "Le Scaphandre et le Papillon" (The Bubble and the Butterfly).

Jean adalah contoh orang yang tidak menyerah pada nasib yang digariskan untuknya. Dia tetap hidup dalam kelumpuhan dan tetap berpikir jernih untuk bisa menjadi seseorang yang berguna, walaupun untuk menelan ludah pun, dia tidak mampu, karena seluruh otot dan saraf di tubuhnya lumpuh. Tetapi yang patut kita teladani adalah bagaimana dia menyikapi situasi hidup yang dialaminya dengan baik dan tetap menjadi seorang manusia (bahasa Sansekerta yang berarti: pikiran yang terkendali), bahkan bersedia berperan langsung dalam film yang mengisahkan dirinya.

Jean, tetap hidup dengan bahagia dan optimistis, dengan kondisinya yang seperti sosok mayat bernapas. Sedangkan kita yang hidup tanpa punya problem seberat Jean, sering menjadi manusia yang selalu mengeluh!

Maka, betapapun kacaunya keadaan kita saat ini, bagi yang sedang stres berat, yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun melawan orang lain, atau anggota keluarga yang sedang tidak bahagia karena kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, yang baru mendapat musibah kecelakaan atau bencana, bagi yang sedang di-PHK, ingatlah kita masih bisa menelan ludah, masih bisa makan dan menggerakkan anggota tubuh lainnya. Maka bersyukurlah, dan berbahagialah!

Jangan menjadi pengeluh, penggerutu, penuntut abadi, tapi bijaksanalah untuk bisa selalu think and thank (berpikir kemudian bersyukur).

Read more...

Boikot produk negara kafir?

>> Monday, May 16, 2005

Sumber: http://www.almanhaj.or.id/
Oleh: Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi

Pertanyaan:
Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi ditanya: Bagaimana tentang pemboikotan ekonomi atas negeri-negeri kafir?

Jawaban:

Mengenai muqatha'ah (boikot) terhadap (produk) orang kafir, adalah masalah politik bukan masalah syar'i. Jika ia masalah syar'i, maka tentu Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam sudah memboikot orang-orang Yahudi.

Padahal ketika Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam meninggal dunia, baju besi beliau masih tergadaikan pada orang Yahudi. Jadi masalah ini bisa bermanfaat bisa tidak.

Lalu siapa yang menentukan ada tidaknya pemboikotan? mereka adalah para ulama dan para politisi muslim dan para negarawan muslim yang memiliki ilmu syar'i dan memahami realitas, mengetahui sebab akibat. Jika tidak, maka boikot justru tidak merugikan orang kafir, (tetapi) dapat berbalik merugikan umat Islam sendiri.

Jadi ada tidaknya muqatha'ah (itu) tergantung maslahah syar'iyyah rajihah. Akhirnya semoga pertemuan ini berguna dan bermanfaat, mengandung kebaikan dan memperbaiki. Wa akhiru da'wana an alhamdulillah Rabb Al-Alamin.

Read more...

Info PENTIUM 100

Alhamdulillah, insya Allah akan diselenggarakan Daurah Islam Ilmiyah di Jogjakarta this coming July. Kesempatan baik nih bagi ukhties yang akan berada disekitar Jateng (jogja, solo, magelang, pekalongan, wonogiri, probolinggo =D) selama liburan atau yang jauh2 dari Jakarta juga boleh ke Jogja asal ada mahram =).

Untuk yang diSpore, silakan mendaftar sebelum 30 Juni lewat ukh Rismi (rismi13@yahoo.com, +65 9466 0449). Jangan lewatkan kesempatan baik ini =D ...

PENataran TauhId untuk UmuM 100 jam

2-17 Juli 2005
Paket 1 (5 hari, 30 jam) Rp 10.000
Paket 2 (10 hari, 60 jam) Rp 15.000
Paket 3 (16 hari, 100 jam) Rp 20.000

MATERI Kitab Tauhid huwa haqquLlaahi 'alal 'abid (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab)
PEMATERI Ustadz Abu Isa (Ma'had Jamilurrahman Yogyakarta)
TEMPAT Masjid Pogung Raya Yogyakarta (utara UGM)

PENYELENGGARA
Lembaga Bimbingan Islam Al Atsary Yogyakarta
sekretariat: wisma MTI pogung kidul SIA XVI/ 8C Yogyakarta
Telpon: +62 274 742 6573 (TelkomFlexi)

BRIEFING Jum'at 1 Juli 2005 (15.45-17.15 WIB) di Masjid Pogung Raya
FASILITAS snack, kuis berhadiah, sertifikat bagi yang berprestasi,
DIUSAHAKAN penginapan bagi peserta luar kota
CONTACT PERSON +62 813 311 265 76 (putera) +62 856 430 058 51 (puteri)

Read more...

Berdakwah dengan hikmah dan lemah lembut

>> Thursday, May 12, 2005

"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik." [An-Nahl: 125]

"Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." [Ali Imran: 159]

"Sesungguhnya, tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu kecuali ia akan membaguskannya dan tidaklah (kelembutan) itu tercabut dari sesuatu, kecuali akan memburukkannya." [HR Muslim dalam Al-Birr wash Shilah (2594)]

"Barangsiapa yang tidak terdapat kelembutan padanya, maka tidak ada kebaikan padanya." [HR Muslim dalam Al-Birr wash Shilah (2592)]

Read more...

Refleksi

>> Monday, May 09, 2005

manusia...manusia
ribuan nikmat tak dirasa
selalu kurang saja
protes senantiasa
syukurpun tiada

bersyukur
bersyukur saja
maka Ia akan menambah nikmatNya

La insyakartum La aziidannakum wa La inkafartum inna 'adzaabii lasyadiid.
"Sungguh bersyukurlah akan nikmat-nikmatKu maka Aku akan menambah nikmatKu kepadamu dan bila kamu kufur maka sesungguhnya adzabKu sangatlah pedih." (QS Ibrahim: 7)

Read more...

Hikmahnya apa?

>> Wednesday, May 04, 2005

Ditulis berdasarkan ilustrasi yg diceritakan oleh narasumber (maaf kalo ga sama persis =P)

Dengan lemas dan tetap bertanya2 dalam hati atas apa yg baru saja ia alami, akhwat itu tetap berusaha mengayunkan langkahnya, pelan, lunglai. Dan terduduklah ia disebuah bangku didepan sebuah restoran yg belum buka. Masih termenung sendirian, dengan sebungkus paket McD dihadapannya.

Mungkin bingung, kesal dan heran... Tak jadi berangkat!

Padahal semangatnya begitu membuncah ketika diawal minggu ia mendapat pesan masa depan. Sebuah harapan muncul setelah beberapa bulan terakhir ini ia kejar masa depan itu. Beberapa kali ia membagi kegelisahan, kegrogian dan kecemasannya. "Deg2an deh mau menghadapinya", katanya malam itu.

Dan pagi ini, dengan bismillah ia berangkat pagi2 menuju -masa depannya- dengan bekal sepaket breakfastnya McD. Setelah semalam ia berusaha memantapkan hati dan mempersiapkan segala yang kira2 akan ia butuhkan hari ini.

Saudaranya diujung sana pun sudah siap2 menyambutnya, menjemput dan mengantarkannya menuju -masa depan- itu. Namun...beberapa saat sebelum ia melangkahkan kakinya selangkah lagi; hanya selangkah lagi; menuju -masa depannya-, sebuah pesanpun kembali ia terima, -p o s t p o n e d- atau lebih terasa baginya spt -c a n c e l l e d-...

Campur aduklah perasaannya.

Buat saudaraku, there's always thousands of hikmah behind everything...
Sabar ya, keep the spirit up =D

Read more...

Meninggalkan musik dan lagu

Dirangkum dari milis assunnah

Tips2 agar lebih mudah meninggalkan mendengarkan lagu:


  1. Timbulkan niat untuk tidak lagi mendengarkan lagu dgn membaca artikel2 dan kaset2 ceramah yang menjelaskan hukum musik atau ikut majelis ta'lim
  2. Bulatkan tekad untuk tidak lagi mendengarkan lagu
  3. Kumpulkan semua kaset dan CD, juga VCD, lalu buang dengan cara yang tidak mungkin lagi untuk mengambilnya kembali
  4. Jangan ragu2 untuk menghapus semua file2 lagu (mp3) di komputer (termasuk nasyid, qasidah, atau apapun yang disebut dgn "musik islami", gantikan dengan bacaan Al Quran (banyak yang merdu2, contoh oleh Saad al-Ghamidi, Syeikh Sudais, dll) atau dengan file2 kajian
  5. Lakukan semua itu dalam satu waktu (lakukan begitu ada niat, langsung lakukan! Jangan menunggu-nunggu lagi, karena itu akan melemahkan niat yang sudah timbul)
  6. Memperbanyak dzikrullah
  7. Sering mendengarkan bacaan Al-qur'an sebagai ganti lagu2 tsb.

"Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa" [Al-A'raf: 128]

"Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa." [Hud: 49]

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." [Al-Ankabut: 69]

Read more...

Para Ulama Ahlul Hadist dari dulu hingga sekarang

>> Tuesday, May 03, 2005

Alhamdulillah...akhirnya dapet juga referensinya...
(jazakallahu khoiron katsiron ya zauji...)

Para Khulafa' Ar Rasyidiin:
Abu Bakar Ash Shiddiq radhiallahu 'anhu
Umar Ibnul Khoththab radhiallahu 'anhu
'Utsman bin 'Affan radhiallahu 'anhu
Ali bin Abi Tholib radhiallahu 'anhu

Al 'Abadilah:
Ibnu 'Umar radhiallahu 'anhu
Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhu
Ibnu Az Zubair radhiallahu 'anhu
Ibnu 'Amru radhiallahu 'anhu
Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu
'Aisyah radhiallahu 'anhu
Ummu Salamah radhiallahu 'anhu
Zainab radhiallahu 'anhu
Anas bin Malik radhiallahu 'anhu
Zaid bin Tsabit radhiallahu 'anhu
Abu Hurairah radhiallahu 'anhu
Jabir bin 'Abdillah radhiallahu 'anhu
Abu Sa'id Al Khudri radhiallahu 'anhu
Mu'adz bin Jabal radhiallahu 'anhu

Dan yang berikutnya setelah parta Shahabat, yang terutama dari kalangan Tabi'in, dan yang terkemuka diantaranya:
Sa'id Ibnul Musayyab rahimahullah ta'ala, Meninggal tahun 90 H.
'Urwah bin Az Zubair rahimahullah ta'ala. Meninggal tahun 94 H.
'Ali bin Al Husain Zainul 'Abidiin rahimahullah ta'ala. Meninggal tahun 93 H.
Muhammad bin Al Hanafiah rahimahullah ta'ala. Meninggal tahun 80 H.
'Ubaidillah bin 'Abdillah bin 'Utbah bin Mas'ud rahimahullah ta'ala. Meninggal tahun 94 H atau setelahnya.
Salim bin 'Abdillah bin 'Umar rahimahullah ta'ala. Meninggal tahun 106 H.
Al Qosim bin Muhammad bin Abi Bakar Ash Shiddiq rahimahullah ta'ala. Meninggal tahun 106 H.
Al Hasan Al Bashri rahimahullah ta'ala. Meninggal tahun 110 H.
Muhammad bin Siriin rahimahullah ta'ala.Meninggal tahun110 H.
'Umar bin 'Abdil 'Azis rahimahullah ta'ala. Meninggal 101 H.
Muhammad bin Asy Syihab Az Zuhri rahimahullah ta'ala. Meninggal tahun 125 H.

Setelah itu dari kalangan Atba'u Tabi'iin, dan yang terkemuka diantara mereka:
Malik bin Anas rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 179 H --> IMAM MALIK
Al 'Auza'i rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 157 H.
Sufyan bin S'id Ats Tsauri rahimahullah ta'ala. Meninggal tahun 161 H.
Sufyan bin'Uyainah rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 198 H.
Isma'il bin 'Ulaiyyah rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 193 H.
Al Laits bin Sa'ad rahimahullah ta'ala. Meninggal tahun 175 H.
Abu Hanifah An Nu'man bin Tsabit rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 150 H --> IMAM HANAFI

Setalah itu para penerus mereka, yang terkemuka diantaranya:
'Abdullah bin Al Mubarak rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 181 H.
Waki' bin Jarrah rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 197 H.
Muhammad bin Idris Asy Syafi'i rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 204 H --> IMAM SYAFI'I
'Abdurrahman bin Mahdi rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 198 H.
Yahya bin Sa'id Al Qoththan rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 198 H.
'Affan bin Muslim rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 219 H.

Setelah itu para murid-murid mereka yang menempuh Manhaj mereka, yang terkemuka antara lain:
Ahmad bin Hanbal rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 241 H --> IMAM HAMBALI
Yahya bin Ma'in rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 233 H.
'Ali Ibnul Madini rahimahullah ta'ala. Wafat 234 H.

Setelah itu para murid mereka, yang terkemuka antara lain :
Al Bukhori rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 256 H.
Muslim rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 271 H.
Abu Hatim rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 277 H.
Abu Zur'ah rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 264 H.
Abu Daud rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 275 H.
At Tirmidzi rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 279 H.
An Nasa'i rahimahullah ta'ala. Wafat 303 H.

Setelah itu yang mengikuti mereka dari generasi setelah mereka:
Ibnu Jarir rahimahullah ta'ala. Wafat 310 H.
Ibnu Khuzaimah rahimahullah ta'ala. Wafat 311 H.
Ad Daraquthni rahimahullah ta'ala. Wafat 385 H.
Ath Thahawi rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 321 H.
Al Ajurri rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 360 H.
Ibnu Baththah rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 387 H.
Ibnu Abi Zamniin rahimahullah ta'ala. Wafat 399 H.
Al Hakim An Naisaburi rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 405 H.
Al Lalikaai rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 416 H.
Al Baihaqi rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 458 H.
Ibnu 'Abdil Barr rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 463 H.
Al Khothib Al Baghdadi rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 463 H.
Al Baghowi rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 516 H.
Ibnu Qudamah rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 620 H.

Dan yang mengikuti dan meniti jalan mereka:
Ibnu Abi Syaamah rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 665 H.
Majduddiin Ibni Taimiyah rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 652 H.
Ibnu Daqiqil 'Ied rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 702 H.
Ibnu Ash Sholah rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 643 H.
Ibnu Taimiyah rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 728 H.
Al Mizzi rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 742 H.
Ibnu Abdil Hadi rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 744 H.
Adz Dzahabi rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 748 H.
Ibnul Qoyyim rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 751 H.
Ibnu Katsier rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 774 H.
Asy Syathibi rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 790 H.
Ibnu Rajab rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 795 H.

Dan yang mengikuti dan meniti jalan mereka setelahnya dalam berpegang dengan Al Kitab dan As Sunnah hingga hari ini, diantaranya:
Ash Shon'ani rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1182H.
Muhammad bin 'Abdil Wahhab rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1206 H.
Asy Syaukani rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1250 H.
'Abdurrahman bin Al Hasan Aali Asy Syaikh rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1285 H.
Al Laknawi rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1304 H.
Muhammad Shiddiq Hasan Khan rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1307 H.
Syamsyul Haq Al Adiim Abadi rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1349 H.
Al Mubarakfuuri rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1353 H.
Abdurrahman as Sa'di rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1376 H.
Ahmad Syakir rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1377 H.
Al Mu'allimi Al Yamani rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1386 H.
Muhammd bin Ibrohim Aali Asy Syaikh rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1389 H.
Muhammad Al Amiin Asy Syinqithi rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1393 H.
Badi'uddin As Sindi rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1416 H.
Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1420 H.
'Abdul 'Aziz bin Baaz rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1420 H.
Hammad Al Anshori rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1418 H.
Hamud At Tuwaijiri rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1413 H.
Muhammad Al Jami rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1416 H.
Muhammad bin Sholeh Al 'Utasimin rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1421 H.
Asy Syaikh Muqbil Al Wadi'I rahimahullah ta'ala. Wafat tahun 1421 H.
Asy Syaikh Sholeh bin Fauzan bin Al Fauzan hafidhahullah
Asy Syaikh 'Abdul Muhsin Al Abbad hafidhahullah.
Asy Syaikh Rabi' bin Hadi Al Madkhali hafidhahullah

Read more...

  © Blogger template by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP