Ucapan selamat hari raya menurut sunnah

>> Monday, October 31, 2005

Disalin dari: Kertas kerja Ustad Rasul bin Dahri: "Bersahur, Berpuasa, Berhari Raya Mengikut Sunnah dan Menjauhi Bid'ah"

Ucapan selamat Hari Raya yang diamalkan oleh para Salaf as Soleh yang terdapat dalam hadist shahih adalah: "Taqobbalallahu minnaa wa minkum" ("Semoga Allah menerima dari kami dan dari kamu") [1]

Ibnu Hajar berkata, dari Jubair bin Nufair ia berkata: "Para shahabat Rasulullah apabila bertemu di Hari Raya, sebagian mereka mengucapkan kepada yang lain: Taqabbalallahu minnaa wa minkum." [1] (Menurut Ibnu Hajar hadist ini hasan [1])

Ibnu Taimiyah apabila ditanya mengenai ucapan selamat pada Hari Raya menjawab: "Katakan apabila bertemu dengan ucapan Taqabbalallahu minnaa wa minkum (Semoga Allah menerima dari kami dan dari kamu) [2], Akhaalallahu 'alaika (Allah telah menghalalkan kepada kamu) [3]."

Imam Ahmad berkata: "Aku tidak memulakan ucapan selamat hari raya, bila orang mendahulukan mengucapkannya, aku menjawab. Karena menjawab hukumnya wajib, sedangkan mendahului ucapan bukan sunnah yang diperintahkan dan tidak dilarang. Siapa yang mengerjakannya baginya ada contoh dan yang meninggalkannya baginya juga ada contoh." [3]

Ibnu Qudamah menjelaskan: "Muhammad bin Ziyad berkata: 'Aku bersama Abu Umamah al Bahali dan selainnya dari kalangan para shahabat Nabi. Mereka kembali dari sholat hari raya berkata sebagiannya dari yang lain dengan ucapan Taqabbalallahu minnaa wa minkum." [4]

Menurut Imam Ahmad "Isnad hadist Abu Umamah jayyid/baik." [5]
Imam Suyuti berkata "Isnad hadist ini hasan." [6]

Ucapan Selamat Hari Raya yang Bid'ah

Disepanjang Syawal, terdapat berbagai ucapan selamat Hari Raya yang bukan sunnah tetapi dari inovasi masyarakat yang bukan Arab yang disangka sunnah. Diantaranya sebagai berikut:
1. Kullu 'aamin wa antum bi khoir (Semoga setiap tahun kamu dalam keadaan baik)
2. Minal faidzin wal maqbuuliin (Semoga tergolong orang2 yang berjaya dan diterima)

Semua ucapan selamat hari raya diatas tidak ada dasarnya dari dalil yang shahih. Termasuk perbuatan bid'ah menggantikan ucapan yang berupa hadist dengan ucapan yang diada-adakan.

Allah berfirman: "Apakah kamu ingin menukar sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?" [Al Baqarah: 61]

Sabda Rasulullah Shalallahu'alaihi wa Sallam: "Aku peringatkan dari perkara2 baru yang dicipta dalam agama, karena setiap ciptaan itu bid'ah, dan setiap bid'ah itu sesat, dan setiap yang sesat itu di neraka." [7]

[1] Fatul Bari 2/446
[2] Majmu' Fatwa 24/253
[3] Whusul Al Amani bi Usul At Tahani. Al Jalal as-Suyuti
[4] Al Mughni 2/295
[5] Al Jauharun Naqi 3/446
[6] Al Hawi 1/81
[7] HR An Nasa'i

0 comments:

Post a Comment

  © Blogger template by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP