Fire [drill]
>> Thursday, December 06, 2007
Sekolahan saya memang lagi giat ngurusin hal-hal yang berhubungan dengan safety. Tempo hari ada briefing on sewage and drainage. Kali ini latihan kabakaran alias fire drill.
Menjadi bagian dari fire drill seperti ini sudah beberapa kali saya alami. Pertama kali waktu magang di Micron, lalu di IMRE, sempet ikut juga waktu mampir di AMD. Tapi baru kali ini fire drill sampai mendatangkan fire fighter! Kaget aja, tiba-tiba ada bunyi nguing nguing, lalu ada lampu menyala-nyala, dari kejauhan terlihat sebuah mobil pemadam kebakaran lengkap dengan personelnya. Hiyaah... kirain sudah selesai fire drill nya setelah si koordinator mengumumkan dengan bangganya, "We have clock a timing of 3 mins 57 secs for the drill, the best timing over the years!" Dan semua bertepuk tangan.
Niat amat ya, sampai mendatangkan anggota SCDF (Singapore Civil Defence Force) segala. Bahkan ada demo fire kecil-kecilan, ada seorang victim yang ceritanya terperangkap di salah satu lab. Kita sih asik-asik aja, serasa nonton film action.
Melihat petugas pemadam kebakaran dengan helm orange, rompi kuning, dan menggendong fire extingusher, ingatan saya jadi melayang... teringat sebuah pengalaman yang lucu agak malu-maluin.
Kejadiannya sekitar Mei tahun lalu sewaktu saya dan suami tinggal di Dresden. Kebetulan tempat tinggal kita disana modelnya studio, maksudnya ruang tamu, ruang tengah, kamar tidur, dapur jadi satu, hehe. Demi keamanan, di setiap kamar di gedung yang kami tinggali dipasang sebuah smoke detector. Waktu tanda tangan kontrak dengan si pengurus gedung sudah diwanti-wanti kalau kamar ini sebenarnya adalah kamar untuk handicap, smoke detectornya sangat sensitif, jadi kalau masak jangan banyak asapnya ya, karena itu akan langsung meng-activate smoke detectornya. Ok.
Siang itu saya dan suami sedang goreng-goreng ikan. Mungkin karena minyaknya kepanasan, sewaktu ikannya masuk ke wajan, tiba-tiba bunyi sreeeng kenceng, minyaknya muncrat kemana-mana, sekeliling wajan berasap, dan ngga lama seisi ruangan jadi penuh asap (ngga nyangka juga kalau produksi asap nya bisa sebanyak itu, mungkin karena kita pakai hot plate, bukan kompor api). Suami saya langsung buka pintu dan jendela sambil kipas-kipasin si smoke detector, takut kalau sampai ter-activated.
Namun rupanya kita kurang cepat bergerak, si smoke detector sudah mendeteksi adanya asap dan dia pun berkedip-kedip. Ngga lama setelah itu alarm utama gedung berbunyi kencang sekali. "Waduh, gimana ini? Apa musti lapor siapa gitu ya? ato ntar alarm bisa mati sendiri?" Suami saya agak panik. Saya juga ikut panik, panik mikirin ikannya yang gosong... "Nanti mati sendiri kali mas kalo asapnya udah ilang, sante aja." balas saya.
Suami saya sibuk bolak balik keluar rumah, ngga enak juga kalau sampe ada tetangga yang terganggu dengan bunyi alarmnya. Tiba-tiba, "Dinda masuk kamar mandi, cepet, bawa ikannya!" kata suami saya. Saya bengong aja... "Cepetan masuk, ada pemadam kebakaran! Banyak banget orangnya! O... oww, they are coming towards our room."
Welehhhh, 10 menit saya ngumpet di kamar mandi sambil bawa sepiring ikan yang gosong. Sayup-sayup saya dengar di luar suami saya sedang menjelaskan ke beberapa orang petugas pemadam kebakaran bahwa barusan itu cuma false alarm. Suami jelasin pakai bahasa Inggris, si bapaknya ngomong pakai bahasa Jerman. Ga nyambung, tapi untung sama-sama ngerti. "Ok... tuliskan nama dan no identitas kamu disini," gitu kira-kira si petugasnya bilang ke suami sambil menyodorkan selembar formulir sebelum akhirnya pamit pergi.
Fuihhh... alhamdulillah... kita ngga sampe di tahan (segitu khawatirnya).
Seharian itu kita deg-deg an aja bawaannya. Sampai akhirnya ngabur dan baru pulang malam-malam. Hari-hari setelah itu sampai hari terakhir di Dresden, kita masih tidak tenang dan bertanya-tanya, bakal kena denda ngga ya? Berapa ya dendanya (dengar-dengar bisa sampai ratusan euro)?
Alhamdulillah, akhirnya kita pulang ke Singapore tanpa kena denda. Ngga kena denda sih, tapi lumayan malu, setelah seorang teman yang tau kejadian ini menceritakannya di milis FORMID (Forum Masyarakat Indonesia di Dresden). Katanya, baru kali ini kejadian seperti ini menimpa seorang Indonesia di Dresden =P
0 comments:
Post a Comment