Ahamdulillah Bisa Menyusui
>> Thursday, October 30, 2008
Belajar dari kegagalan memberikan ASI untuk Khansa...
Yang harus benar2 diingat adalah bahwa menyusui itu perlu pengetahuan dan teknik yang benar, usaha, kemauan keras, dan dukungan orang sekitar. Jadi bukan sekedar proses alami yang dengan sendirinya akan berjalan lancar.
Khansa dulu cuma dapat ASI sedikiiit sekali dari saya karena kurangnya pengetahuan saya dan kesalahan teknis. Sejak lahir Khansa langsung dikasih susu formula oleh pihak RS. Selain itu saya baru boleh latihan menyusui setelah 1 hari. Dan karena ASI belum lancar, baby Khansa pun menolak untuk menghisap (karena sudah keenakan dengan susu formula dari botol yang diberikan oleh nurse nya). Karena Khansa ngga mau menghisap, otomatis produksi ASI saya tidak lancar, akhirnya mandeg sama sekali dan gagal menyusui. Persis 1 bulan ASI saya tidak keluar sama sekali.
Alhamdulillah, untuk Syifa saya bisa memberikan ASI eksklusive, setidaknya sampai saat ini. Selain pengetahuan yang sudah lebih baik, RS tempat saya melahirkan Syifa sangat mendukung total breast feeding, Alhamdulillah proses belajar menyusui bisa lebih baik.
Sama seperti saat Khansa lahir dulu, ASI saya baru mulai keluar (masih menetes saja) 2-3 hari setelah melahirkan. Tapi bayi harus tetap dibiasakan menyusu. Pernah Syifa rewel sekali suatu malam (malam pertama di RS), seperti sangat haus/lapar. Saat itulah saya mulai panik dan goyah... 'apa kasih susu formula dulu aja ya... kasian baby nya' pikir saya. Tapi suami bolak balik mengingatkan (kadang agak memarahi =P)... 'kalo niat mau kasih ASI ya jangan kasih formula, sabar dulu.'
Tapi malam itu Syifa benar2 rewel, saya pun ngga bisa istirahat, begadang dari jam 11 malam sampai subuh. Malam itu saya jadi ingat ibu saya, jadi sadar bahwa pengorbanan seorang ibu untuk anaknya memang benar2 tak terbalas. Belumlah hilang rasa sakit melahirkan, jahitan juga masih basah, ibu masih harus berjuang menyusui. Menyusui anak dimana ASI belum keluar, jika terus menerus akan membuat puting lecet dan perih. Menyusui saat tubuh belum fit juga ngga bisa dengan posisi yang benar2 enak. Tanpa dukungan dari orang2 sekitar, proses ini bisa bikin frustasi.
Esok paginya, ada soerang ibu dari bagian laktasi yang mengajari saya teknik menyusui yang benar, juga memberikan semangat. Sewaktu latihan menyusui, ibu ini melibatkan suami saya untuk ikut membantu. Suami bisa membantu meletakkan bayi supaya benar posisi menyusunya, bisa membantu memijit payudara selagi bayi menyusu supaya ASI keluar lebih banyak, bisa memijit pundak istri supaya lebih rileks, juga bisa memberikan continuous support melalui kata2 yang lembut (tuh Yah... jadi jangan dimarahin =P). Jadi proses menyusui itu bukan hanya usaha ibu, tapi usaha keduanya, ibu dan ayah.
Alhamdulillah, setelah 5-6 hari produksi ASI saya makin lancar, Syifa juga makin bagus menyusunya. Diusia Syifa 14 hari, berat badannya sudah naik dari berat lahir 3 kg menjadi 3.3 kg (mirip dengan Khansa dulu, usia 14 hari dulu BB nya naik dari berat lahir 2.9 kg menjadi 3.2 kg).
Sehat2 terus ya anak-anakku...
0 comments:
Post a Comment