Tidaklah genap 1 milyar tanpa "recehan cepek"

>> Thursday, December 30, 2004

Skrg ini banyak muncul phenomena2 amal yg caranya tidak muttaba'ah (mengikuti sunnah). Ketika seorang ustadz berusaha meluruskan, justru malah dibantah dgn pertanyaan, "Mengapa anda justru tertarik membicarakan masalah2 cabang (furu') seperti itu?"

Nah bagaimana cara menjawab pertanyaan2 yg kalau dilihat dari maknanya, sepertinya sudah salah. Teringat sebuah analogy menarik yang pernah dipaparkan oleh seorang ustadz. Sekedar permisalan

  • Apakah uang recehan cepek ditangan seorang konglomerat cukup berharga, sementara ditangannya ada harta milyaran bahkan mungkin trilyunan rupiah?
    - Tidak, bahkan mungkin dianggap merepotkan.
  • Apakah recehan cepek itu akan ditolak oleh sekian ribu "polisi cepek di jalanan?
    - Tidak tentu saja.

Dalam perumpamaan ini ada 2 hal terpenting. Pertama: recehan cepek itu bernilai atau tdk bernilai tergantung siapa yg memandangnya. Kedua: recehan cepek itu dianggap pelengkap dr uang 1 milyar, menurut kekaffahan dan keutuhan jumlah, uang 1 milyar tidak bisa dikatakan 1 milyar jika kurang 1 rupiah, apalagi cepek.

Dlm Islam ada istilah ushul (perkara2 pokok) dan furu' (perkara2 cabang). Tapi jika pemilahan ini dimaksudkan unk membuat jarak antara keduanya lalu yg furu' ditinggalkan krn dianggap tdk pokok, mk itu adl perbuatan yg naif. Artinya, meskipun anda sudah memegang dan menguasai uang 1 milyar, jgn abaikan cepek. Meskipun anda merasa memahami Islam dan mengamalkan pokok2 dari ajaran Islam, jgn abaikan perkara2 yang termasuk furu' yg mungkin hanya pelengkap yg ushul.

Lebih gamblangnya, yang kecil dan remeh saja tidak sanggup mengamalkan, apalagi yg besar???

0 comments:

Post a Comment

  © Blogger template by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP