Menyemat Cinta di Hati Kekasih
>> Friday, February 16, 2007
Diambil dan diringkas dari tulisan Ummu Raihanah
http://jilbab.or.id Ia adalah bagian dari tulang rusukmu
Ia adalah belahan jiwamu
Ia adalah tawanan di tanganmu
Padanya sumber ketenangan, cinta kasih dan ketentraman
Karena demikanlah Allah menciptakannya untukmu
Ia adalah pakaian bagimu
Dan yang terutama dan utama ia adalah amanah yang Allah berikan untukmu…
Bagaimanakah engkau memperlakukan amanah itu ???
Mari kita mengambil pelajaran dari sumber teladan kita Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam. Beliau adalah manusia yang paling sibuk diatas muka bumi pada waktu itu. Beliau memiliki lebih dari 4 orang istri, dan lihatlah dalam sejarah adakah diantara istri-istrinya lepas dari pengawasan beliau? Adakah yang mengeluhkan tentang kesibukan beliau?
- Beliau shalallahu alaihi wassalam ditimpa berbagai macam persoalan umat dan masalah yang sekiranya diletakkan (dibebankan) kepada banyak orang, niscaya mereka tak akan sanggup mengembannya. Tapi lihatlah ketika sahabat bertanya kepada Aisyah radhiyallahu anha: "Bagaimana sikap Rasulullah bila menemui kalian?" Ia menjawab: "Beliau masuk dengan tertawa dan tersenyum."
Seakan tidak ada beban di pundak beliau yang mulia, seakan beliau tidak memiliki beban dan persoalan yang berat. Sehingga istri-istri beliau merasa nyaman dan senang bercanda dengan beliau. - Dalam kitab Bukhari bab Al-Adab, Zaid bin Tsabit berkata tentang Rasulullah: "Suka bercanda dengan istrinya, dihormati diluar rumah."
- Rasulullah telah bersabda: "Sesungguhnya istrimu memiliki hak atasmu." (HR Muslim 3652, Ahmad 26917, Abu Dawud 2285)
- Sebagaimana yang dikumandangkan oleh beliau pada haji Akbar (dalam hadits yang sangat panjang) yaitu ketika mengumumkan hak-hak wanita dan hak seluruh manusia, Beliau shalallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Allah, Allah, pada wanita karena mereka itu adalah tawanan disisi kalian. Dan saling berpesanlah agar berlaku baik terhadap wanita." (HR Tirmidzi, hasan shahih)
- Adalah Aisyah ketika ditanya tentang perilaku Rasulullah yang paling membekas dan berkesan dikalbunya sepeninggal beliau maka ia hanya mampu meneteskan airmata seraya berkata: "Semua sikap dan perilakunya mengesankan bagiku (kaana kullu amrihi 'ajabani)."
Bagaimana tidak Rasulullah seakan selalu punya waktu untuknya. Rasulullah pernah mengajaknya berlomba lari, beliau Shalallahu alaihi wassalam pernah kalah dan pada kesempatan yang lain beliau memenangkannya sehingga beliau tertawa seraya berkata: "Ini adalah pembalasanku dari kekalahanku yang dulu." - Dari Abu Hurairah, dia berkata Rasulullah bersabda: "Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara kalian ialah yang paling baik terhadap istrinya." (HR Tirmidzi, Ibnu Hibban, hadits hasan shahih)
Dalam suatu lafazh dari hadits Aisyah di sebutkan: "Yang paling lemah lembut diantara mereka terhadap keluarganya." (HR Tirmidzi dan Hakim)
Dalam riwayat lain, juga dari Aisyah disebutkan: "Yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik di antara kalian kepada keluargaku." (HR Ibnu Hibban dalam kitab Sahihnya) - Dari Muawiyah bin Haidah dia berkata: "Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah apa hak istri salah seorang diantara kami atas dirinya?' Beliau menjawa: 'Hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau mengenakan pakaian, janganlah memukul muka, janganlah engkau berdoa agar Allah memburukannya dan janganlah engkau menghindarinya kecuali di dalam rumah'." (HR.Abu Dawud dan Ibnu Hibban)
- Dan juga sabda beliau: Dan berlemah lembutlah terhadap wanita." (HR. Bukhari 6018,6059,6066 dan Muslim 5989, 5992)
Wahai para suami, setiap rumah tangga tentu mempunyai problema, karena memang demikianlah sebagai ujian dan cobaan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga dituntut untuk pandai dan cermat menyiasati apa yang terjadi diantara hubungan mereka berdua. Kelapangan hati untuk meredam emosi akan membawa pada kebaikan dan keindahan. Kehalusan sikap akan mencairkan hati yang beku dan melunakkan gunung yang keras.
Lihatlah bagaimana Rasulullah dalam menghadapi kemarahan Aisyah, beliau justru tersenyum menghadapi hal itu dengan penuh kesabaran dan keagungan.
Atau engkau bisa melihat kepada Umar bin khattab amirul mukminin ketika sahabat datang ingin mengadukan perihal istrinya justru ia mendapati suara istri Umar lebih tinggi dan nyaring dibandingkan dengan suara Umar. Karena Umar adalah seorang yang bijak, maka ia berkata: "Kehidupan itu harus ditempuh dengan cara yang ma'ruf. Ia adalah istriku. Ia membuatkan untukku roti, mencucikan pakaianku dan melayaniku. Jika aku tidak berlemah lembut padanya maka kami tidak akan hidup bersama."
Tidakkah engkau menyimak perkataan Umar? Semoga Allah meridhainya beliau adalah seorang Amir al-Faruq yang tegas dan berwibawa yang ditakuti musuh-musuhnya bahkan iblis pun takut berpapasan dengannya. Lihatlah bagaimana ia lemah lembut dan mengalah terhadap kemarahan istrinya.
Atau sejenak engkau berkaca pada Ali bi Abi Tholib, dalam hadits shahih, Rasulullah datang kerumah Fatimah putrinya untuk menanyakan padanya tentang Ali radhiyallahu anhu. Lalu Fatimah radhiyallahu anha menjawab: "Aku telah marah padanya sehingga ia keluar." (HR. Bukhari no.436 dan Muslim no.6182). Ali memilih keluar daripada bersitegang dan bertengkar dengan istrinya.
Duhai para suami tercinta, engkau berharap istri-istrimu mencintaimu dengan sepenuh hati. Engkau meminta mereka untuk setia dan taat kepadamu. Engkau meminta mereka agar bakti dan kasihnya tercurah padamu. Engkau mendambakan agar mereka merindukanmu ketika jauh darimu, namun...sudahkah engkau senyematkan cinta kasih dihati istri-istrimu?
Cukuplah ayat dibawah ini sebagai penutup dan renungan bagi para suami yang mendambakan kebahagiaan dalam rumah tangga mereka di dunia dan akhirat.
"Dan pergaulilah mereka dengan cara yang patut kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." [An-Nisaa: 19]Wallahu 'alam bis shawwab.
Sumber Bacaan:
1. Al-Qur'an dan Assunnah Bicara Wanita, darul Falah, Jakarta.
2. Al-Jami' Fi fiqhi An-Nisa, Syaikh Kamil Uwaidah, Daarul Kutub Ilmiyah, Beirut, Lebanon
1 comments:
ana minta ijin ngopy untuk blog ana ya...
Post a Comment