Ya Allah Kuatkan dan Sabarkan Saudariku

>> Friday, December 14, 2007

dicopy-paste dari blog Ummu Rafifah

by Ummu rafifah

Pagi itu, aku, suami dan si kecil berniat jalan-jalan, sekedar membuang kejenuhan selama sepekan ini, tiba-tiba seorang ikhwan mengabarkan pada suami bahwa rumah Abu Afthaf terbakar habis. Masya Allah, Inalillahi wa innailaihi roji'uun.

Sedih dan pilu rasanya mendengar kabar itu. Baru dua pekan lalu aku berbincang dengan ummahat hebat itu. Tak banyak yang kuketahui dari Ummu Aftaf selain keteguhan hati dan tangguhnya ia. Seorang ibu dengan 7 orang anak, 2 diantaranya bersekolah di pesantren salafiyyah di Jawa, empat yang lebih kecil di pesantren salafiyyah Pekan Baru, dan hanya seorang, Afthaf, yang berumur 4 tahunan tinggal bersamanya di Solok, sebuah daerah bagian dari Sumatera Barat.

Tak ada yang istimewa dari rumah itu. Hanya bangunan kecil terbuat dari susunan kayu usang, bahkan catnya telah pudar atau bahkan sudah lama tak dicat lagi. Penghasilan beliau selama ini dari kedai mungil di sisi kiri rumahnya bagian depan. Sedang sisi kanan rumahnya adalah ruang tidur seadanya. Hanya buku-buku dan majalah Islami yang sangat berharga di situ, tempat ummu mengisi kekosongan waktunya dan kehausannya akan ilmu.

Ummu adalah orang yang sederhana, hidupnya ia dedikasikan untuk Islam, hingga ia rela membanting tulang demi menyekolahkan keenam anaknya di pesantern berbasis manhaj salafiyyah. Aku masih ingat, obrolan dua pekan lalu yang menyisakan bening di kelopak mataku. Ketika dia bercerita tentang kedua anaknya yang baru pulang dari Jawa selama libur pesantren. "Uni kasih jilbab untuk anak Uni yang perempuan, Ri." Dia malah nanya jilbab uni ada berapa. Uni bilang ada 2. Terus dia bilang, jilbab ummi kan cuma 2, ini jilbabnya untuk dipakai ummi saja. Ana ndak usah. Uni bilang, ummi kan nanti bisa beli lagi. Uni juga kasih Jubah Uni yang masih lumayan bagus, tinggal ditambah sedikit kain supaya panjang, anak Uni lebih tinggi dari Uni. Alhamdulillah dia mau."

Atau saat dia bercerita tentang anak lelakinya yang juga sekolah di Jawa, yang pintar, bahkan bisa dapat peringkat ke 7. Dengan bahagia anaknya bercerita tentang prestasinya dan keinginannya untuk bisa kuliah gratis ke Madinah. Uni menanggapi dengan tulus dan senyum, "Yah, Ummi hanya bisa mendoakan, karena Ummi kan nggak punya apa-apa, hanya punya do'a untuk anak Ummi..." kulihat mata Uni berkaca-kaca...

Bahkan untuk kembali ke Jawa setelah masa libur habis, ummu Afthaf juga tidak punya simpanan, Alhamdulillah ustadz2 kedua anaknya mengirimkan ongkos pesawat kembali ke Jawa. Dulu, keenam anak ini juga pernah mendapat bantuan dana untuk pendidikan mereka dari ikhwan di Jepang melalui suami ana. Tapi Qadarullah sekarang terputus.

Ya Allah... sabarkanlah dan kuatkanlah saudariku menghadapi ujian Mu, bagian dari takdir Mu...

Dan kepada ukhti fillah yang diberi Allah kemudahan materi maupun kehidupannya,
yang ingin beramal dan meringankan beban saudari kita ini, bukalah pintu hati ukhty untuk sekedar berbagi kasih, uluran tangan ukhty, bantuan materi ukhty, berapapun itu akan sangat menolongnya sekedar untuk membangun kembali puing-puing rumah atau kedai tempatnya mengkais rezki.

Sampai saat ini, aku pun belum tau pasti bagaimana kondisi beliau. Rumahnya cukup jauh dari padang. Dan kebanyakan akhwat serta ummahat berdomisili di Padang. Entah siapa kini di sisinya yang sekedar mengelus bahu dan memeluknya untuk sabar... Berita terakhir, kini beliau dan keluarga menumpang di rumah orangtuanya yang belum sepenuhnya menerima beliau dan keluarga yang mengikuti manhaj salaf.

Ukhty fillah dapat menghubungi nomor ini 085274877534 untuk konfirmasi. Demi Allah, cukup lah Allah yang menjadi saksi bahwa apa yang ana tulis ini benar adanya tanpa niat mengambil keuntungan sedikit pun, setitik pun. Untuk lebih jelasnya dapat menghubungi ikhwah yang berdomisili di Pekan Baru atau padang yang Ukhty kenal atau langsung ke Ustadz Elvy Syam untuk klarifikasi.

Ya Allah... tolonglah Saudari kami... Amiiin

0 comments:

Post a Comment

  © Blogger template by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP