Genggam Hidayah Itu Dengan Erat

>> Monday, October 21, 2013


Copy paste dari tulisan mbak Uwie Aazmara di FB
-----------------------------------------------------------
Oleh: ~Ummu Abdurrahman

Belajar ilmu agama ini adalah hal yang baru dalam hidup saya (dan suami). Sebelumnya, urusan kehidupan kami ya melulu seperti bagaimana orang pada umumnya; kuliah, kerja, menikah, memiliki anak, semua ukurannya adalah dunia.

Solat ya solat, ngaji ya ngaji tapi hati tetap disibukkan urusan dunia. Nggak tau apa maknanya cinta karena Allah, apalagi nikmatnya berdua-dua dengan Allah. Nggak tahu dimana ya nikmatnya kala itu. 

Waktu itu berpandangan bahwa sukses itu adalah ketika menikah, memiliki anak, tinggal dirumah yang nyaman, punya pekerjaan tetap, kendaraan yang nyaman, itu pasti sudah dipandang sukses menurut ukuran mayoritas kebanyakan manusia, semua harus serba terjamin. 

Mendidik anak pun begitu, taunya yg terbaik ya ilmu dari barat. Yang jadi panutan mulai dari kehamilan, persalinan, sampe psikologis anak ya semua mengambil ilmu dari barat.

~
Dan semua berubah seketika ketika ujian itu datang. Alhamdulillah masih diberi kesempatan merasakan nikmat imam dan islam atas pertolonganNya...
~

Dunia ini baru untuk kami, merubah segalanya sesuai dengan yang Alloh ridho. Meninggalkan kebiasaan yang kita sukai yang tidak bermanfaat. Hijrah meninggalkan lingkungan dan teman teman kami sebelumnya, yang subhanallah...

Semua yang telah kami tinggalkan karena Allah, walau tertatih awalnya, namun semua diganti oleh Allah. Diberi kemudahan meninggalkan hal-hal yg tidak bermanfaat. 

Bagaimana tidak, dulu rasanya tak mungkin lepas dari nyanyi dan lagu. Bertahun tahun dekat dengan dunia itu, bercampur baur laki-laki dan perempuan dan segala bentuk maksiat lainnya yang waktu itu rasanya biasa aja (merasa tidak ada yang salah dengan yang diri perbuat).

Tp ketika tau, ternyata Allah tidak ridho dengan semua itu, dengan azzam tekad yang kuat ternyata Allah mudahkan...

Teman pun begitu, langsung diganti dengan kawan kawan yang baru, yang baru mengenalnya rasanya sudah seperti kenal lama. Modalnya hanya yakin sama janji Allah!

Banyak hal baru yang saya dapat di dunia baru saya, melihat pemandangan yang jauuuh sekali dari yang sebelumnya yang pernah saya lihat. Bagaimana seorang wanita menjaga dirinya, tidak mau menyapa (memandang saja tidak) dengan lawan jenis. Saking jauhnya saya akan ilmu waktu itu sampe saya bilang "Ada ya ternyata kehidupan kayak begini dijaman begini.“

Lihat anak anak kecil terbiasa dengan jilbab lebar uminya, yang saya pikir sebelumnya, punya bayi ga ribet apa ya pake baju begitu...

Dan berbagai macam pemandangan baru bagi saya. Dan saya mulai membiasakan diri dengan itu. Niat kami hanya mencari ridho Allah...

Bagaimana ikhwan akhwat dan anak-anak kecil mencatat kajian dengan bahasa arab. Anak-anak kecil dengan tingkah pola mereka yang kadang bikin geregetan, tapi perbincangan mereka adalah tentang bacaan surat syaikh ini ulama itu dsb...

Anak-anak kecil usia kelas 1-2 SD dengan tingkah polahnya namun ketika ditanya hadits ini dan itu bisa menjawab sempurna dengan bahasa arabnya, mumtazzz...

Anak anak usia remaja yang aktif berebut menjawab ketika ada pertanyaan melanjutkan hadits atau ayat. Belum lagi seorang bapak yang sudah tua masih semangat membagi bagikan artikel berisi hadits atau ayat yang ditulis tangannya sendiri di kertas lalu dibagi bagi pada ikhwan lain (setiap hari beliau lakukan).

Ketika di dauroh 10 hari terakhir ramadhan, ada seorang kakek berumur 80 tahun solat malam berjamaah dengan imam bacaan yang panjang, ruku' yang panjang dan sujud yang panjang yang dilakulan mulai jam 12 malam hingga waktu sahur, kurang lebih 3 jam dilakukan dengan berdiri tanpa bantuan kursi dari awal hingga akhir.

Dan yang paling bikin jatuh hati adalah akhlak mereka semua, masya Allah, tidak nampak tanda-tanda mana si miskin dan si kaya walau terakhir saya tau ada beberapa pengusaha ini dan itu, atau profesi ini dan itu, atau yang hanya berjualan ini dan itu. Semua tawadhu, tawadhu dengan kaya dan miskinnya.

Belum lagi kisah-kisah hijrah mereka, ada mantan GM bank ternama yang hijrah setelah tau hukumnya. Ada mantan kyai golongan tertentu dan banyak kisah lain yang membuat semakin bersyukur bisa mengenal islam yang haq.

Ada kawan karib sebelumnya bekerja di perusahaan kontraktor ternama dengan gaji dan fasilitas yang lebih dari cukup memilih berhenti dan membuka usaha jual susu kedelai dan gorengan. Bukan mengharamkan pekerjaan sebelumnya, namun takut tidak bisa menjaga solat wajibnya di masjid. Dia lebih memilih berhati hati menjaga diri dan keluarganya dari harta yang syubhat dan menghindari campur baur antara lelaki dan perempuan.

Dibalik jilbab jilbab lebar itu banyak mantan wanita karir berpendidikan tinggi dari universitas terkemuka memilih meletakkan ijazahnya menjadi ibu rumah tangga memurojaah anak anaknya bacaan alquran dirumahnya. Ada pula wanita karir Yang tadinya manager HRD perusahaan pertambangan asing berhenti bekerja ketika mulai mengenal manhaj ini.

Ada juga yang anak mantan bupati sama sekaki tidak mau sepeser pun menerima fasilitas ayahnya, lebih memilih berjualan dan hidup seadannya(dan alhamdulillah ayahnya kini mulai ikut belajar islam yang haq...).

Begitulah jika sudah merasakan manisnya iman, lebih menikmati menangis meminta dihadapan allah di sepertiga malam terakhir dibanding menikmati fasilitas dengan gaji yang besar namun menjadikannya susah solat berjamaah di masjid. Karena ketakutan mereka, karena kehati hatian mereka menjaga diri, agama dan harta mereka...

Dan dunia yang mereka tinggalkan karena Allah...pada akhirnya dunia mendatangi mereka dalam keadaan hina...
Dijadikan cukup dan terpenuhi segala kebutuhannya oleh Allah...

Semua punya kisah sendiri, punya perjuangan sendiri baik dari kerabat, kawan dan lingkungan sekitar yang melihat perubahan mereka.

Ya Allah, banyak hal yang menampar saya... Serasa -kemana aja wahai diri selama ini, lihatlah di sana sudah banyak yg bersemangat demi mengejar surgaNya, sedang diri masih santai santai namun mengharap surgaNya? Diri masih sibuk mencari kenyamanan hidup...Bukankah surga itu dilelilingi oleh hal hal yang tidak disukai? Benar benar membuka mata saya, membuat saya semakin jatuh cinta untuk terus mempelajari ilmuNya...

Sesungguhnya seseorang itu akan bersama dengan yang ia cintai kelak di hari kiamat. Maka cintailah Alloh dan rasulNya. cintailah sahabat nabipara tabiin dan tabiut, cintailah ulama, cintailah orang orang soleh yang bisa menyelamatkan kelak di akhirat. Cintailah... melebihi kecintaan kita terhadap pasangan hidup kita atau anak apalagi harta kita. Jangan cintai orang orang yang kelak kita takut dan lari menjauh darinya di hari kiamat karena takut dimintai pertanggung-jawaban atasnya.

Ya Allah, jadikan aku termasuk golongan orang orang soleh yang kau wafatkan dalam keadaan islam...

Hanya diri kita yang bisa menilai sudah kenalkah kita dengan yang menciptakan kita, sudah taukah tujuan kita diciptakan, sejauh apa usaha kita mencari ridhoNya. Sudah kenalkah kita dengan nabi kita…
Ketika kita masih merasa nyaman memandang sesuatu yang haram
Ketika kita masih merasa biasa biasa saja ngobrol ikhtilat dengan lawan jenis
Ketika hati tidak merasa sakit melihat kemunkaran
Ketika diri masi nikmat mendengar alunan musik dan lagu
ketika hati tidak gelisah ketika melihat tayangan di televisi yang penuh syahwat

Ketik hati "ah beragama yang biasa biasa saja..yang penting hatinya baik.."Ketika hati merasa biasa ketika belum bisa meninggalkan larangannya....Sungguh ....itulah musibah terbesar dari Allah taala

Berupa matinya hati, sakitnya hati, kerasnya hati dari menerima kebenaran… itulah istidraj, pembiaran dari Allah supaya kelak semakin berat siksanya.

Allah bersumpah…
Sumpah Allah yang terbanyak 11x di surat Asy Syams. Sumpah terbanyak Alloh untuk menegaskan "Sungguh beruntung orang orang yang mensucikan jiwanya", itulah langkah pertama untuk taubat, yaitu tazkiyatun nafs atau mensucikan hati baru diiringi memperbaiki amalan lainnya...

Semoga kita termasuk didalamnya...

Memang berat meninggalkan kebiasaan yang kita sukai tapi yakinlah, haqul yakin Allah ganti semua. Tidak ada kata terlambat untuk bertaubat selama belum datang sakaratul maut.
Insyaa Allah, Allah masi membuka pintu taubat.

Carilah, mintalah hidayah kepada Allah karena hidayah itu harus dicari bukan hanya diam menunggu ia datang. Dan jika hidayah sudah menyapamu, genggamlah ia dengan erat.
Kebahagiaan itu hanya ada dengan ketaatan kepada Allah...

Berbahagialah, meski pernah berbuat dosa, Aamiin...

1 comments:

Tuwaga Family 9:10 PM  

assalamualaikum, mb dah lama saya pernah ngikutin blog ini, ehh kangen lagi, berharap bisa berjumpa atau bersapaan, so menyentuh, hanya penasaran.

Post a Comment

  © Blogger template by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP