Kelekatan vs Kedekatan (Bagian 3)

>> Monday, January 28, 2019

⭐Dua klasifikasi utama kelekatan

  1. Yang berdampak aman. Jika kelekatannya positif makan anak akan merasa aman.
  2. Yang berdampak tidak aman. Jika kelekatan anak dengan orang tua tidak positif maka anak akan merasa tidak aman. Anak menjadi rentan mengalami masalah kejiwaan, misalnya anak mudah marah, mudah menangis, emosi dan mudah memunculkan perbuatan-perbuatan negatif (contoh berbohong, mencontek, dll).
⭐Akibat postif kelekatan
  • Anak dapat mencapai potensinya sesuai dengan segala fitrah bawaannya (jasmani, rohani, intelektual, kepribadian, minat bakatnya)
  • Anak dapat memilah apa yang harus dia rasakan, apa yang boleh dia percaya
  • Anak bisa berpikir logis/maauk akal, realiatis/sesuai keadaan
  • Anak mampu mengembangkan kecerdasan sosial emosional
  • Anak mampu​ mengembangkan hati nurani/kecerdasan spiritualnya. Dia mampu mempercayai orang lain secara objektif, tidak berlebihan dan juga tidak skeptis.
  • Anak menjadi mandiri, termasuk bagaimana berpikir secara mandiri
  • Anak mampu mengatasi stress dan frustasi dengan baik
  • Anak mampu mengurangi rasa cemburu (misal sibling rivalry, cemburu dengan adek atau kakak)
  • Anak mampu mengatasi ketakutan dan kekhawatirannya
  • Anak mampu meningkatkan harga diri dan kepercayaan dirinya. Dia berani dan mampu memunculkan diri secara baik, tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan.
⭐Akibat negatif dari kelekatan negatif/kedekatan
  • Anak tidak menganggap orang tua sebagai sumber daya; misal : dia tidak mau bertanya, tidak mau cerita atau berbagi karena org tuanya tidak dapat dipercaya, tidak memunculkan rasa aman. Boro-boro bertanya, jangan-jangan nanti belum apa-apa malah dimarahi atau dijudge.
  • Tidak menganggap bahwa orang tuanya adalah pengasuh utamanya
  • Tidak mempedulikan keberadaan orang tuanya atau justru malah sangat terobsesi dengan orang tuanya (terlalu nempel, terlalu tidak mandiri, terlalu bergantung)
  • Menderita ketika terpisah. Ini mirip seperti terlalu terobsesi.
  • Memperlihatkan ketergantungan yang terlalu amarah. Misal ibunya pergi sebentar saja bisa marah-marah.
  • Bingung terhadap segala perasaan dan ide-ide. Mungkin karena selama ini orang tua terlalu mendikte/mengcounter segara permasalahannya.
  • Terbawa antara pendekatan dan pelarian secara bersamaan. Misal jika ibunya tidak ada dia marah tapi jika ibunya ada dia juga tidak merasa nyaman/tidak betah.
  • Memperhatikan dengan terdiam. Memperhatikan apa yang terjadi tetap tidak tahu bagaimana harus bersikap (mental block), ujung-ujungnya emosi, marah atau menangis.

0 comments:

Post a Comment

  © Blogger template by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP